Sabtu, 10 Oktober 2009

my cerpen - My little love

Hai namaku Cilla Pricillia aku biasa dipanggil Cilla. Aku punya sahabat yang selalu setia menemaniku kemana saja, di saat suka dan duka. Luna Amellia dan Vierra Stevanny
kedua temanku ini selalu mendukung satu sama lain terutama bagi sahabatnya sendiri

yaitu aku.

“hai Cilla apa kabar nih ? gimana selama liburan ke jepang asyik kaaaaaannnnn ???” Luna menyapa dan memulai pembicaraan.

“huft. . . . liburan gue di jepang sih menyenangkan tapi gue sering makan mie mulu sih kan disana makanannya ikan mentah pakai cuka huft pokoknya makananya alami banget deh tapi kebanyakan orang jepang pintar-pintar kok jangan remehkan yaaa !” Cilla dengan wajah merah karena dengan terik matahari di jepang memang panas bukannya malah hitam jadi tambah putih agak merah.

“eh tumben cie bawa tissue biasanya gak bawa kenapa lo lagi biang keringat yah ?” Vierra meledek Cilla.

“kenapa heran yah liat gue bawa tissue ?”. kedua temannya tersenyum bisik bisik. Di saat mereka sedang mengobrol asyik tiba tiba suara riuh dari anak anak di taman sekolah…

“eh ada paan tuh kok pada ramai banget apa gak ketahuan tuh sama kepsek ?????” Vierra resah sendiri.

“ah … paling paling Cuma gengnya Pipit, jangan lo peratiin” Cilla merasa jengkel dengan keramaian anak anak paling paling ulahnya geng Pipit. Tetapi dugaan Cilla meleset ternyata itu Dimas si ketua osis yang memang suka ngelucu.
“ih… itukan Dimas mau ngapain tuh pasti lagi cari sensasi yaa namanya juga ketua osis..” Luna memperhatiaknnya.
“loh kok malah menuju ke kita sih mau ngapain tuh anak ? wah ada yang gak beres nih….” Vierra dan Luna malah ribet sambil menarik Cilla untuk pergi tapi Cilla malah diam di tempat duduk. Dimas muncul di hadapan Cilla dengan senyuman. Wajah Cilla jadi tambah merah dan berkeringat.

“ngapain lo kesini ? mau ngeledikin gue ?” Cilla dengan tampang jutek. Padahal Dimas ingin menyatakan perasaanya ke dia tapi suara riuh dari anak - anak sampai gossip itu sudah tersebar di sekolah.

“gue kesini bukan niat ledekin lo tapi…… gue ingin menyatakan perasaan gue ke elo…” adegan Dimas sambil memengang tangan Cilla. Suara teriakan anak anak

“TERIMA……TERIMA…..ayo Cilla TERIMA dong ! cieeeeeee……”.
“apa apaan lo semua pake rame segala deh pergi…..pergi….hush…hush…!!!!!!” Vierra melepas pegangan tangan dari Dimas dan ingin menyikir dari keramaian anak-anak dengan sewot !. “hhuuuuuuuuuuuuuuu…..” sorakan dari anak - anak tetapi mereka tak pergi juga. “mau lo apa sih gue gak ngerti ?”. pas Dimas menyatakan perasaanya, Cilla menggaruk garuk tangannya dan wajahnya yang memerah seperti campak. Tiba tiba mata Cilla sudah membayang alias pusing dan dia terjatuh lalu pingsan karena kepanasan.
“ya ampun La bangun La jangan bikin kita panik!” Vieera dan Luna sangat cemas. Akhirnya Dimas mengangkat Cilla untuk di bawa ke UKS.
“ada apa ini kok ramai….!” Bu Dina menghampiri keramaian anak anak di taman sekolah.
“waaaaahhhhh kenapa tuh Cilla kok di bawa sama Dimas terus kok mukanya merah kayak pucat gitu?” Della berbicara sendiri. Sesampainya di rumah, Cilla bangun dan dia melihatt kalau Vieera dan Luna menemaninya sampai ia siuman.
“eh tadi gue kenapa? kok gue ada di rumah sih?” Cilla bangun dengan kebingungan kalau ada apa yang terjadi.
“tadi lo pingsan gitu yaaaaaa gara gara ada Dimas, terus tiba–tiba lo pingsan gitu dan wajah lo agak merah tau yaaa untung sih, yang bawa lo ke UKS dan bawa ke sini yaaaaaa Dimas……….. “ Vierra yang dengan cepatnya berbicara.
“duh lo kalo bicara jangan cepat – cepat dong kan kasihan dia baru siuman?” Luna memarahi Vierra.
“iya maap deh Vierra salah..”.
“ya udah gak apa – apa kok “ Cilla mensudahi pembicaraan mereka. Mamanya menghampiri mereka dan membawa makanan kecil.
“ini daripada kalian bengong makan yah, maaf tante gak bias ngasih semua…”. “gak apa apa kok tan…… malah ngerepotin.” Luna dan Vierra jadi tak enak dengan mamanya Cilla. Malamnya Cilla menge- cek Facebook di laptopnya dengan diam diam di kamarnya. Lalu ada 10 permintaan menjadi teman dan 3 pemberitahuan. “wah banyak sekali yang add gue, gue jadi penasaran….” Cilla terkejut dan langsung membukanya. Ternyata dari 10 temanya ada yang dari sepupu, bahkan kenalan dia juga ada di Jepang yaaa selama dia liburan di sana. Lainnya juga teman teman SD, SMP dan tak asing lagi Dimas….!.
“hah dia add gue! ya sudah gue konfirmasi” Cilla kaget dan dia membaca comment dari temannya. Cilla dah males membacanya di antaranya anak cowok yang sering nge- gombal. Sudah larut malam dia memainkan laptopnya, besok dia gak sekolah karena dokter memberi surat izin sakit selama 1 minggu. Paginya wajah Cilla masih memerah, mamanya selalu cemas dengan Cilla karena sakitnya belum hilang seperti campak tapi waktu dia pergi ke Jepang memang udara di sana cukup panas dan dia memakai pelembab yang tidak terkena matahari yaitu lah wajahnya memerah dan agak sedikit gatal.
“kamu lap lap badan aja dan sikat gigi” mamanya menyuruh Cilla dan merapikan tempat tidurnya. Saat Cilla masih di kamar mandi, hp berdering dan tertera di layar “Vierra memanggil”. Tapi sayangnya panggilan dari temanya tidak di jawab oleh Cilla.
“duh…. Kok gak di angkat sihhh…. Kemana ya tuh anak??” Luna mengomel – omel karena tak di angkat oleh Cilla.
“ kenapa Na… di angkat gak?” Tanya Vierra dengan penasaran.
“bagaimana mau di angkat, Cilla gak angkat tahu. Tuh anak lagi tidur kaliiii…atau gak pulang sekolah kita ke rumahnya aja” Tanya Luna dengan semangat.
“ya sudah lah gue ikut apa kata lo aja” sahut Vierra. “loh kok gak kasih tahu kalau mau kesini?” Tanya Cilla dengan kaget.
“habisnya di telepon gak di angkat. Mang lo tadi kemana kok gak di angkat?” Tanya Luna.
“oh,,,, maaf ya gue lupa tadi, gue lagi di kamar mandi dan pergi sama nyokap ke rumah sakit, jadi lupa bawa hp….” Sahut Cilla dengan memohon.
“iya….tak apa–apa gue kirain lo masih tidur makanya gue telepon habis kangen dengan gaya lo hahahahaahahaha..” Vierra sambil makan coklatnya Cilla. “huuuuuu dasar lo…” Cilla memberantakin rambutnya.
“eh, btw tadi si Dimas tanyaiin kabar lo terus gue bilang kabarnya baik–baik aja dan dia katanya ingin jenguk lo La?” Tanya Luna dengan ragu – ragu.
“serius lo…..masa dia Tanya begitu sama lo, wah ada yang gak beres nih ckckckckckck” sahut Cilla sambil menggelengkan kepalanya. Saat Cilla membuka facebooknya ternyata ada yang komen ke dinding Cilla yaitu Kevin Argami.
“hai, apa kabar nih… masih ingatkan sama gue teman SMP yang gue sering jahilin lo? Katanya lo sakit ya ? Sakit apa?” komen di facebook.
“hah…. Guys lo liat kan si Kevin, kok beda banget yah…” Cilla menanyakan kepada mereka berdua. Mereka berdua juga lihat histeris kalau Kevin sudah berubah gaya menjadi laki – laki sejati.
“wahhhhhhhhhhhhhhh…… dia keren yah, nggak nyangka dia seperti itu. Tapi kok bisa sih dia add lo La?” Tanya Vierra.
“ehm, gue juga nggak tahu mungkin dia liat yang lain” jawab Cilla dengan santai. Malamnya Cilla membuka facebook lagi. Saat membukanya di beranda banyak 10 permintaan menjadi teman dan 3 pemberitahuan. Cilla sendiri juga bingung. Setelah dia sudah mengkomfirmasi, di salah satu 10 teman itu ada Hendrik Alfahri yaitu teman SDnya dulu. Cilla nggak menyangka kalau teman SDnya bisa ketemu juga lewat dunia maya. Pada waktu jam 10 malam Cilla sudah mulai ngantuk dan capek ber online lewat facebook.
Paginya di sekolah, diam diam Dimas masuk ke kelas Cilla. Dia membawa surat lalu di masukkan ke dalam tasnya Cilla. Saat jam pelajaran di mulai, Cilla membuka tasnya. Di dalamnya dia mencari sebuah buku pelajaran tapi ternyata ada sebuah surat yang terselip di bukunya. Cilla mersa kaget kalau ada surat tersebut.
“kenapa lo La? Kayaknya lo mulai sakit lagi yah?” Tanya Luna dengan khawatir. “gak apa – apa kok Na, gue gak sakit cuma kaget aja masa di tas gue ada surat?” jawab Cilla dengan tidak yakin. Luna dan Vierra langsung membuka tas Cilla tapi saat mereka ribut guru yang mengajar juga terganggu.
“KALIAN !!! ada apa kok ribut? Tanya guru.
“oh.. maaf bu kami Cuma bercanda bu maaaffff bu kami janji tak akan mengulangi lagi? jawab Cilla. Gurunya juga mengerti dan mereka di maafkan. Jam istirahatnya merka bertiga tidak segan–segan membuka surat itu. Ternyata surat itu dari Dimas. Oh tidak! Cilla merasa kaget sekali kalau dia mnyatakan perasaanya ke Cilla alias di tembak!.
“ini orang masih zaman pakai surat–suratan ckckckckc” Tanya di hatinya Cilla. “Cilla lo kenapa bengong cih ckckckkckck masih mikirin surat ini. Lagi pula lo harus tunggu dari dia kalau dia memang ngajak ketemuan” Tanya Vierra. Cilla malah diam dan perkataan temannya memang ada benarnya. Apakah ini Cuma lelucon semata apa beneran. 2 hari kemudian Dimas menelpon Cilla untuk mengajak ketemuan di sebuah tempat. Cilla bingung mau bilang gimana nantinya ke Dimas. Padahal ini adalah cinta pertamanya Cilla. Sabtu Malam pukul 07.00 pm di Café. ini saatnya Dimas menyatakan perasaanya dengan cewek yang memang selamanya ini dia naksir berat lho.
“maaf ya La gue memang jadul pakai surat segala ke lo. Habis gue malu kalau di sekolah, cara gue kayak gini” Tanya Dimas dengan salah tingkah.
“oh gak apa-apa lagian lo tuh aneh aja yah. Sekarang kan ada sms, email, hp juga ckckck yah gue maklumin kok” jawab Cilla dengan salah tingkah juga. Dengan basa – basinya Dimas langsung memulai pembicaraan. Keringat bercucuran dari badan Dimas dan Cilla malah deg – degan menjawabnya.
“jadi………?” Tanya Dimas. “jadi apa?” jawab Cilla dengan bingung. “ehm, jadi gimana?” Tanya Dimas sekali lagi.
“ah, anu, eh, gue jadi malu jawabya hehehe?” jawab Cilla gugup.
“astaga dia juga malu nge-jawabnya dan gue sendiri juga malu nih. Semakin gue liat senyumannya yang manis, gue hampir terbang. Karena dia cantik sih duhhh dia memang………….?” Tanya di hatinya sambil ngelamun. Lalu saat Dimas melamun sambil memikirkan dia. Cilla memanggil Dimas yang sedang melamun. “hei, lo kenapa kok melamun sih?” Tanya Cilla dengan khawatir. Dimas pun memberi senyuman saja seolah–olah tidak ada yang terjadi. Sudah 2 jam di café. Cilla akhirnya juga bingung mau gimana menjawabnya.
“maaf ya gue gak bisa bilang hari ini bolehkan? pasti lo agak marah sama gue tapi gue janji di suatu saat nanti gue akan bilang ke lo nanti. Lo tahu kan perasaan seorang cewek itu harus memikirkan yang terbaik buat dia dan buat seseorang yang ingin menyatakan perasaanya begitu pun sebaliknya. Sekali lagi gue minta maaf banget tapi, gue hargai banget cara lo untuk ngajakin ketemuan di café ini gue suka kok” Tanya Cilla sambil tersenyum.
“iya, gue juga ngerti lo tuh belum siap untuk menjawabnya dan belum siap jadi pacar gue. Sudah jangan di pikirkan terlalu gimana, nanti lo sakit lagi Cuma mau jadi atau tidak. Ya ok gue tunggu kalau lo siap !” jawab Dimas dengan senyuman lagi. Saat pulang, mamanya juga respon ke Cilla tentang Dimas tuh orangnya bagaimana. Cilla pusing bagaimana caranya hatinya itu benar – benar dingin untuk menyegarkan perasaannya.
“wah, gimana La lo terima dia?” Tanya Luna sambil membaca majalah remaja. “belom Na! habis gue bingung mau jawab apa. Lo tahu kan di sana tuh gue sendirian tahu ! lo sebagai sobat gue gimana sih lo, lo berdua juga gak datang untuk nolongin gue buat jawab !” jawab Cilla dengan kesal.
“hohoho…. Iya deh maaf ya say! Habis kemarin gue juga gak tahu kalau keluarga gue mendadak pergi nonton, makanya gue ikut. Sekali lagi maaf ya La !” sahut Luna dengan senyuman.
“ya sudah gue akan bantu lo ke dia tapi, tinggal hati lo aja yang menerima apa tidak. Gue sih setuju–setuju aja asalkan lo bahagia dengan dia. Lo tahu kan TUHAN tuh maha adil bagi umatnya” tanya lagi Luna dengan nasehatnya.
“iya deh bu aku mengerti!” sahut Cilla dengan suara manis. Sorenya papanya Cilla baru pulang dari makasar karena selama 3 minggu kemarin papanya ada acara kantor dan sekalian mampir kerumah orang tuanya. Tak asing lagi papanya membawakan oleh – oleh dari makasar yaitu makanan ciri khasnya dan kesukaan Cilla. Yap jalang kotek namanya lucu dan bentuknya juga tak asing kok mirip dengan makanan di Jakarta.
“wwwaaahhh, papa banyak sekali bawainya buak adek kan?” Tanya Cilla dengan gembira dan yang di maksud adek adalah dia. Itu panggilan di rumah.
“pastinya sayang. opa dan oma mu nitip salam kangen” jawab papanya sambil membuka dasinya. Besoknya di sekolah Cilla dan temannya sedang membaca buku di perpustakaan. Di sana merka sedang asyik mengobrol tentang kemarin. Lalu Kevin menghampiri mereka bertiga sambil menyapa.
“haii… lagi baca buku nih. Tumben bu hehe…. “ Tanya Kevin sambil ngeledek. “hoooo.. ngapain lo gak ada angin tumben main ke perpus. What’s up?” jawab Cilla. “eh gue kesini mau kasih tahu aja. Ini kusus buat lo Cil?” sahut Kevin sambil mengambil buku Vierra. “kusus buat gue ! aahh pasti kerjaan lo dan geng lo. Pastinya tak salah lagi” sahut Cilla dengan tidak percaya.
“serius gue gak bohong kok. Malah gue kesini di suruh sama Dimas untuk ngajakin ketemuan tapi, pas pulang sekolah di tunngu yahhh !” Kevin langsung pergi tanpa basa-basi.
“eeehhh kok malah pergi sih gue belom sempat ngomong. Waduh gimana dong guys tolongin gue !. hah.. gue baru ingat kalau hari ini kan gue janji bakalan ngomong ke dia…..” sahut Cilla dengan penuh bingung. Vierra dan Luna malah membantu menenangkan Cilla dan memilirkan jalan keluarnya.
“ hhmm, emang lo pernah janji ke dia kalau mau bilang gitu?” Tanya Luna. Cilla malah mengangguk dengan tampang sedih. Mereka berdua malah bilang
“ADDDUUUUUHHH”.
“lo kenapa gak bilang dari kemarin-kemarin sih. Gue panik tahu!” desis Luna.
“ya maaf yah gue lupa soal itu. Habis kalian tak bisa di hubungin sih.. makanya gue bilang iya deh. Lagipula dia tuh udah mau nyerah gitu deh. Lo tahu kan kalau ada orang sedih gitu, gue gak tega” jawab Cilla dengan memohon.
“iya-iya deh gue tahu sifat lo kayak gitu, tapi kasihan kan dia tuh dah nunggu dari kemarin-kemarin. Masa lo gak ngerti perasaan dia sih CKCKCK” desis Luna.
“ok, maapin gue yah…. Kata-kata lo memang benar kok, tapi beri gue waktu dong, kan perasaan itu gak langsung jawab iya key” pintanya sambil mengusap-usap bahu temannya. Akhirnya Luna memberinya waktu dan besoknya Kevin datamg ke kelas Cilla.
“bagaimana La???” tanyanya sambil terseyum tipis. Cilla malah berfikir sejenak dan dia bilang beri waktu untuk menyatakannya. Lalu Kevin pergi dengan senyuman lagi.
“tadi dia ngapain tuh?” Tanya teman sebangkunya.
“oh dia Cuma nyampeiin pesan kok hoho…”sahutnya dengan tampang tidak ada yang terjadi.
“ooohhh, kirain apa habis dia kok malah senyum-senyum aja” tanyanya sambil mencari pulpenya. Saat istirahat Dimas bertemu dengan Cilla di perpustakaan. Mereka terdiam malu dan tak berani menyapa satu sama lain. Sekitar orang juga melihatnya dengan bersiul-siul. Suasana perpus malah jadi tempat berisik.
“HEEEIIII KALIAN LAGI NGAPAIN KOK MALAH JADI TEMPAT PASSSSAAAARRR !!!!” Bu Novi langsung marah dan mengusir sebagaian anak-anak yang berisik.
“siapa yang memulai menjadi pasar?”
“AYO… JAWAB ! SIAPA BIANG KELADINYA!!!” Bu novi benar-benar marah dan siap mengambil buku dosa, bagi yang melanggar tata tertib.
“ibu gak segan-segan akan membawa bagi siapa yang melanggar, akan di laporkan ke BP dan hukumannya di SKORS SELAMA 3 HARI!!!!!” anak-anak mulai takut dan Dimas menghampiri Bu Novi.
“saya bu yang membuat perpus menjadi berisik” pintanya sambil menundukkan kepalanya
“hem… kamu toh biang keladinya. Ok kamu ikut ke BP”
Suasana jadi tidak karuan anak-anak malah mengatakan ke Cilla “La, lo harus ikut ke BP” anak-anak mendukung kalau Dimas tidak bersalah. Sebagain anak-anak ikut dengan Cilla untuk memberi mohon. Sebenarnya yang salah adalah anak-anak yang menuju ke ruangan BP bersama Cilla.
“gimana La, dia gak salah kan??” Tanya Vierra sambil memegang bahu temannya.
“gue gak tahu, tadi gue di suruh keluar karena gue gak salah. Malah dia masih di sana. Gue takut banget kalau ada apa-apa sama dia” jawabnya dengan cemas. Saat bel pulang Cilla berdiri di depan kelas Dimas. Cilla berdiri sendirian tidak di temani oleh kedua sahabatnya itu. Salah satu cewek cantik, teman sekelas Dimas menghampirinya dengan menepuk bahunya sambil tersenyum lalu pergi. Cilla pun kaget dan dia ada di kelas sendirian. Cilla masuk dengan berjalan pelan. Dia melihat kalau Dimas sedang menundukkan kepalanya di meja tersebut. Cilla duduk di sampingnya.
“Dimas lo gak apa-apa kan, gue tahu pasti lo marah banget sama gue. Gue benar-benar minta maaf. Gue tahu…. Gue orangnya tuh gak tahu terima kasih sama orang yang selalu nolongin gue selama ini. Lo bangun dong gue benar-benar serius nih…” tanyanya sambil ketakutan dengan se-isi kelas yang sepi di sekolah. Cilla malah terbengong-bengong tanpa kata. Begitupun Dimas masih menundukkan kepalanya. Cilla mencoba membangunkannya tapi, tidak berhasil juga. Jam tangan Cilla menunjukkan pukul 14.30, ini sudah mulai sore. Dia baru ingat kalau dia harus pulang kerumah sebelum jan 15.00 karena oma dan opanya akan datang kerumah. Tanpa buang waktu Cilla langsung pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal ke Dimas.
“lo… jangan pergi ! lo jangan tinggalin gue sendirian” Tanya Dimas terbangun sambil menarik tangan kanannya Cilla. Asli Cilla kaget banget dan dia merasakan kedinginan di tangannya dengan penuh erat. Dia menoleh ke Dimas dan dia duduk lagi.
“gue tahu… tapi ini bukan salah lo La.. pleasssss lo jangan tinggalin gue La..” dia memohon sambil memegang tangan Cilla. Cilla terdiam dan perasaan mendebar-debar di hatinya. Apakah ini cinta di hati kecilnya???. Dengan gugup dia benar-benar menemukan cinta di hatinya. Dia sadar betul kalau ada seseorang yang sangat sayang kepadanya. Dan seseorang itu ada di sampingnya. Tiba-tiba Dimas bangun lalu memeluk Cilla dengan erat. Yah adegan ini mirip yang di perankan oleh Gum Jun Pyo dan Gum Jan Di di serial drama korea Boys Before Flowers yang banyak di gemari oleh kalangan anak muda (remaja).
“gue minta maaf ya La… lo mau kan maaffin gue?” Tanyanya sambil memegang kedua tangan Cilla. Cilla mengangguk dengan tersenyum. “CIIIIIIIIEEEEEEEEEEEEEEEEE CO CWWEEESSSTT DEH !!!” teriakan dan tepuk tangan anak-anak telah mengagetkan Cilla. Ternyata ini idenya Dimas dan kawan-kawan termasuk Vierra dan Luna pun juga ikut.
“SUUPPRRISSE !!! La…” kedua sahabatnya menghampirinya lalu memberi sebuah pelukan TEMAN.


Endingnya Cilla dan Dimas jadian mereka yakin kalau pacaran ini pacaran yang sehat dan ThIS iS rEaL ThiS Is mE…… LOVE U…….. SARANG HE YO ! I will still love u… may be kata-kata ini membuatmu jadi nyaman dengannya………………………..@_@




by : me :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar